PENGURUS BAMAG FOTO BERSAMA BUPATI MAGETAN

PENGURUS BAMAG FOTO BERSAMA BUPATI MAGETAN

Telaga Sarangan Magetan

Telaga Sarangan Magetan
SUKSES DI TAHUN 2012

Jumat, 17 Februari 2012

Lahir Dari Hati

Baca: Lukas 11:37-44
Ayat Mas: Tetapi Tuhan berkata kepadanya, “Hai orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan (Lukas 11:39)
Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 16-18
Seorang pemuda yang mengendarai motor diberhentikan oleh polisi karena melanggar lampu merah. Sang polisi bertanya, “Apa kah Saudara tidak melihat lampu sudah berganti merah?” Si pemuda dengan santai menjawab, “Saya melihat, Pak.” “Lalu kenapa Anda tetap menerobosnya?” tanya polisi dengan heran. Si pemuda menjawab ringan, “Masalahnya, saya tidak melihat Pak Polisi berdiri di situ.”Alamak! Si pemuda itu taat hanya jika ada petugas.
Kesalehan orang Farisi juga hanya di depan orang. Ibadah mereka lebih mengutamakan hal lahiriah, agar dilihat baik dan terpuji. Bagai membersihkan cawan dari luarnya saja sementara dalamnya tetap kotor (ayat 39). Yesus menegur mereka dengan keras, “Celakalah kamu!” kata-Nya seraya membeberkan kejahatan mereka (ayat 42-44). Bagi orang Farisi, manusia disucikan oleh perbuatannya, sementara bagi Yesus, kesucian lahir dari hati yang diubahkan, dan mewujud di dalam tindakan (ayat 41). Hati yang bersih akan melahirkan perbuatan yang bersih. Sebaliknya, perbuatan yang bersih belum tentu menjamin hati yang bersih.
Bahaya mengutamakan penampakan luar daripada perubahan hati bisa juga terjadi pada kita. Keinginan untuk dipandang baik dapat membuat kita bersikap baik di depan orang. Namun, bagaimana jika tak ada orang lain? Biarlah peringatan Yesus membuat kita tersungkur dalam kegentaran di hadapan Tuhan Yang Mahatahu. Ya, Dia mengenal isi hati tiap orang. Perilaku manis kita tak dapat mengelabuinya. Hanya dari hati yang murni dapat lahir perbuatan-perbuatan yang memperkenankan Tuhan.
BERAWAL DARI HATI YANG BERSIH LAHIR TINDAKAN-TINDAKAN YANG MEMULIAKAN TUHAN

Ulat Jadi Kupu-kupu

Baca: Kejadian 50:15-21
Ayat Mas: Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan … (Kejadian 50:20)
Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 14-15
Seorang kawan mengirimi saya SMS menggelitik, “Aku meminta dari Tuhan setangkai bunga segar, Dia memberiku kaktus jelek dan berduri. Aku meminta kupu-kupu, Dia memberiku ulat. Aku kecewa dan sedih! Namun, beberapa hari kemudian, kaktus itu berbunga indah sekali dan ulat itu menjelma menjadi kupu-kupu yang amat cantik. Itulah jalan Tuhan: selalu indah pada waktu-Nya.”
Jalan Tuhan memang kerap kali sukar dipahami dengan pikiran manusia yang terbatas. Kisah Yusuf adalah contohnya. Sebagai anak kesayangan bapaknya, Yusuf kecil yang penuh percaya diri tentu tak pernah menduga akan dijual saudara-saudaranya sendiri (lihat Kejadian 37). Tiga belas tahun yang sulit dilalui, sebelum akhirnya Yusuf dipercaya sebagai wakil raja (lihat Kejadian 39-41). Ia mungkin bertanya-tanya mengapa Tuhan mengizinkan semua itu terjadi. Hanya setelah menyelamatkan bangsanya dari kelaparan, barulah ia paham bagaimana Tuhan berdaulat mendatangkan kebaikan melalui berbagai kesulitan yang ia alami (ayat 20). Bukan hanya itu, Yusuf pun dibentuk agar dapat menerima tanggung jawab yang besar dan mengasihi mereka yang dulu menyakitinya.
Mungkin Anda mengalami salah satu atau beberapa masalah seperti Yusuf. Anda tidak paham mengapa Tuhan memberikan “ulat” dan bukannya “kupu-kupu”. Ingatlah bagaimana Tuhan berkarya melalui hidup Yusuf, mendatangkan kebaikan yang jauh melampaui pikirannya. Setiap keadaan dapat dipakai Tuhan untuk mendatangkan kebaikan, bahkan bila orang lain semula berniat untuk menjahati kita. Maukah kita tetap percaya dan taat pada-Nya? –ARS
TUHAN MENGIZINKAN PROSES MENYAKITKAN DALAM KEPOMPONG UNTUK MEMBENTUK ULAT MENJADI KUPU-KUPU NAN ELOK

Selasa, 14 Februari 2012

Bersabar dalam penderitaan


Bersabar dalam penderitaan

1 petrus 5:10..Kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.
Tuhan mengenal hamba-hambaNya yang mengasihi Dia, kadang penderitaan dan beban di ijinkan datang oleh Allah. Tapi tidak datang dari Dia, hanya mengijinkan. Merenung dari kisah Ayub bagaimana dia tetap setia terhadap Allah walau kesusahan menimpanya.
Kesetiaan adalah bentuk kasih kita terhadap Allah, sebab Allah berkuasa atas hidup suka dan dukanya kita. Tetap sabar dan teguhkan hati. 

Sebab seperti perumpamaan petani di sawah, dia bangun pagi bawa cangkul tabur benih, panasnya matahari.
 
Dan ketika ia pulang, sudah menuaikah hasil taburannya? Belum !! Dia membawa pulang cangkul dan pakaian berlumur tanah dan keringat.
Di hari besoknya dia berangkat membawa cangkul pergi ke sawah, sepulang dr rumah. Adakah ia dapat hasil tuaiannya? Belum !! Hanya baju lumur tanah, dan keringat . Kemudian besoknya dan besoknya lagi dan lagi sampai suatu ketika petani itu membawa pulang hasil tuaiannya. Begitu juga kesetiaan kita, tetap sabar sebab Allah mengenal dan tahu batas kemampuan kita. Sehingga kuasanya akan tampak tepat pada waktuNya.
Puji TuhanAjari aku selalu untuk tidak bersungut-sungutDalam menghadapi pencobaan, sebab aku percaya Engkau adalah Allah yang sanggup dan mau melakukan perkara besar dalam hidupku.Halleluya. Allah itu baik

MENGAPA ADA PENDERITAAN ?


MENGAPA ADA PENDERITAAN ?

“Murid-muridNya bertanya kepadaNya: ‘Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?’ ” Yohanes 9:2
Puji syukur kepada Tuhan, kita beroleh kekuatan menjalani hari demi hari sepanjang bulan November ini. Sungguh kita akui tanpa Tuhan kita tidak akan mampu menjalaninya. Namun seringkali timbul pertanyaan dalam benak kita: “Mengapa Tuhan mengijinkan persoalan terjadi dalam hidup kita? Mengapa Tuhan sepertinya membiarkan anak-anakNya mengalami penderitaan, padahal kita sedang berusaha menjalani hidup sesuai kehendakNya?”

Ayub mengalami hal serupa, dia bertanya kepada Tuhan setelah penderitaan yang begitu hebat mendera: anak-anak dan para pelayannya mati, ternak-ternaknya habis, kemudian isteri dan teman-temannya pun meninggalkan dia justru saat ia sangat membutuhkan mereka. Keluh Ayub, “Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan?” (Ayub 3:11), padahal Ayub adalah seorang yang “...saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” (Ayub 1:1).

Persoalan dan penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang tidak dapat dielakkan, “Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.” (Roma 8:22). Tetapi bukan tanpa tujuan jika Tuhan mengijinkan itu terjadi. Tuhan tidak bertujuan membuat kita semakin terpuruk, putus asa atau untuk menghukum kita; Dia memiliki tujuan yang jauh lebih tinggi dari pada itu, seperti dikatakan Yesus, “ ...karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan.. .” (Yohanes 9:3) di dalam kehidupan kita. Jadi selalu ada rencanaNya yang indah di balik penderitaan yang kita alami! Bila perjalanan hidup kita mulus tanpa ada 'kerikil-kerikil tajam', kita akan memilih hidup tidak bergantung kepada Tuhan. Kita akan merasa mampu dengan kepintaran dan kekuatan sendiri. Itulah sebabnya Tuhan terlebih dahulu membawa bangsa Israel melewati ' padang gurun' sebelum mereka mencapai Tanah Perjanjian. Tuhan ingin menjadi 'oasis' bagi mereka saat berada di padang gurun. Jadi jangan mengeluh dan menyalahkan Tuhan saat berada dalam masalah.

Inilah kesempatan bagi kita melihat perbuatan-perbuatan ajaibNya dinyatakan atas kita

ADA DI TANGAN TUHAN


ADA DI TANGAN TUHAN

Roma 12:19
"Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 9; Matius 9; Kejadian 17-18

Di akhir abad ke-19, seluruh dunia dilingkupi rasa takut yang begitu besar ketika terjadi pemberontakan di Rusia dimana pada saat itu para pemberontak Chechen membunuh ratusan orang yang terkurung di sebuah sekolah di Beslan, Rusia. Kebanyakan para korban yang mati adalah mereka yang masih berusia masih sangat kecil. Enam anak yang turut terbunuh pada peristiwa itu adalah anak dari Totiev bersaudara, yang aktif dalam pelayanan Kristiani.

Salah seorang dari Totiev bersaudara itu memberikan reaksi yang bagi kebanyakan kita merupakan pilihan yang sulit. Ia berkata, "Ya, kami mengalami kehilangan yang tidak dapat digantikan oleh apa pun, tetapi kami tidak melakukan balas dendam." Ia mempercayai apa yang dikatakan Tuhan, yang tercatat dalam Roma 12:19, "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang menuntut pembalasan."

Beberapa atau mungkin banyak dari kita yang sangat sulit menghilangkan kepahitan atas ketidakadilan yang sebenarnya tidak sebesar apa yang dialami oleh keluarga Totiev diatas. Mereka mengambil sebuah sikap untuk mengikhlaskan anak-anak mereka dan tidak membalas dendam. Hal itu tidak akan mungkin dapat dilakukan apabila Roh Kudus diam di dalam hati mereka.

Roh Kudus memampukan seseorang untuk memiliki sikap seperti Kristus sehingga ketika ketidakadilan itu menimpa hidupnya, itu tidak membuat dirinya menjadi gelisah. Justru ia akan meletakkan semua ketidakadilan yang menimpanya ke dalam tangan Allah

Apakah Anda hari-hari ini merasa diperlakukan tidak adil oleh sekeliling Anda? Janganlah marah atau kecewa terhadap Tuhan. Berdoalah kepada-Nya dan mintalah Roh Kudus membantu Anda mencabut segala kepahitan yang ada dalam hati Anda. Saat melakukan hal itu, Anda sebenarnya telah mengalahkan kejahatan dengan kebaikan seperti yang tertulis dalam Roma 12:21, "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!."

Keadilan Allah suatu saat pasti datang bila Anda mau menunggunya dengan sabar.

JANGAN KALAH ATAS MASALAH


JANGAN KALAH ATAS MASALAH

“ Kemudian ia ingin mati, katanya: ‘Cukuplah itu ! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.’” 1 Raja-Raja 19:4b

Di masa-masa sukar seperti sekarang ini banyak orang mengalami tekanan hidup yang sangat berat, sehingga mereka menjadi frustrasi, kecewa, dan putus asa. Kondisi inilah yang dimanfaatkan Iblis untuk membisikkan hal-hal negatif ke telinga mereka. Banyak orang Kristen yang dapat berkata, “ Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” ( Filipi 4:13 ). Namun, firman itu tidak terukir di dalam hatinya sehingga ketika kesulitan atau permasalahan datang mereka pun lupa akan firman itu. “ Segala perkara dapat kutanggung.. .” bukanlah karena siapa kita ini, tapi karena kita memiliki Dia yang lebih besar di dalam kita, yang memberi kekuatan kepada kita.
Pengalaman hidup Elia dapat kita jadikan pelajaran yang sangat berharga. Di atas gunung Karmel ia mengalami kemenangan yang begitu gemilang atas nabi-nabi Baal. Ia berhasil membunuh 450 orang nabi Baal. Dan ketika Izebel mendengar bahwa Elia telah membunuh semua nabi Baal, Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan sesuatu kepada Elia, “Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu.” ( 1 Raja-Raja 19:2 ). Ternyata, ancaman Izebel ini menjadi 'senjata' efektif untuk melemahkan Elia, padahal Elia adalah seorang nabi Allah yang besar dan baru saja mengalahkan semua nabi Baal dengan pertolongan kuasa Allah yang luar biasa. Hanya karena mendengar ancaman Izebel Elia menjadi tawar hati. Ia mengalami ketakutan yang luar biasa, melarikan diri ke padang gurun dan duduk di bawah pohon serta berkata, “ Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku,...”

Peristiwa ini tak ubahnya seorang Kristen yang baru saja mengalami pertolongan dan keajaiban Tuhan serta menang dalam peperangan iman, lalu Iblis kembali menyerang dengan pencobaan kecil. Kita yang seharusnya tetap berdiri kuat malah menjadi panik, takut dan ragu akan kuasa Tuhan !

Kita memiliki Yesus yang luar biasa dan Mahasanggup. Tidak ada alasan untuk kalah karena masalah yang ada !

Tuhan, Mengapa Engkau Meninggalkan Aku?


Tuhan, Mengapa Engkau Meninggalkan Aku?

Mazmur 42:12Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?"
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 84; Lukas 5; Yeremia 14-15
Apakah Anda tahu bahwa Anda boleh mengajukan pertanyaan kepada Tuhan? Benar! Anda boleh bertanya pada Tuhan. Beberapa orang berpikir jika ia mengajukan pertanyaan pada Tuhan, artinya dia sedang meragukan Tuhan, tapi tidak demikian sebenarnya.
Mari lihat Yesus Kristus saat Ia menjalani penderitaan di kayu salib. Dia berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
Bahkan Daud, pria yang berkenan di hati Tuhan ini berani berseru kepada Tuhan dalam ketakutan dan kecemasannya dan mengungkapkan rasa sakit hati yang dialaminya. Dalam Mazmur 42:10, Daud berkata: Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?" Hal ini bisa Daud lakukan karena ia sangat jujur kepada Tuhan. Anda dan saya bisa beralih ke pada Mazmur untuk menemukan penghiburan, ketenangan dan kekuatan.
Anda bisa jujur kepada Tuhan tentang rasa sakit Anda, pergumulan dan penderitaan Anda. Anda bisa mencurahkan isi hati Anda kepada-Nya. Kita semua mengalami ketidak pastian dalam hidup dan banyak pertanyaan muncul dalam hati dan pikiran kita yang membutuhkan jawaban. Datanglah pada Tuhan. Dia dapat menerima pertanyaan yang kasar dan jujur dari hati Anda. Dia menyambut Anda dalam hadirat-Nya. Ya, berserulah kepada Tuhan ketika hati Anda sakit, tapi jadilah seperti Daud yang tetap memegang janji Tuhan dalam keadaan apapun seperti yang ia lakukan di Mazmur 42:12, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”
Bangkitkan iman Anda dan ingatkan diri Anda sendiri tentang cinta serta kasih karunia yang ada dalam Tuhan. Dia adalah tempat perlindungan yang aman dan kekuatan bagi hidup Anda.
Tuhan dapat menerima pertanyaan yang kasar dan jujur dari hati Anda. Dia selalu menantikan kedatangan Anda.

Kata motivasi buat pengusaha dan profesional muda


Kata motivasi buat pengusaha dan profesional muda

Banyak orang mengeluhkan tidak enaknya beban pekerjaan, dan lebih merindukan istirahat dan liburan.
Mengeluhlah dalam perjalanan naik Anda menuju keberhasilan, tapi sadarilah bahwa keluhan Anda akan lebih hebat lagi jika Anda gagal.
Kesulitan hidup bukanlah ijin untuk tidak berhasil.
Lebih baik kita bekerja keras untuk berhasil, daripada harus menjelaskan mengapa kegagalan bukanlah salah kita.

Alasan utama yang menjadikan orang tidak berhasil, adalah tidak adanya hubungan antara apa yang dikerjakannya, dengan apa yang akan membuatnya berhasil.
Maka, janganlah hanya mengerjakan yang Anda senangi, tetapi yang jauh dari menyenangkan orang lain.
Ingatlah, kegembiraan sesama adalah tanda kegembiraan Tuhan.
Jika Anda merindukan kebahagiaan, bahagiakanlah orang lain melalui pekerjaan Anda. 

Ada orang yang mengumpulkan dan membawa puing-puing kegagalannya di masa lalu, untuk menghalangi perjalanannya ke masa depan.
Yang terjadi di masa lalu adalah pelajaran bagi penguatan Anda, dan tidak boleh digunakan sebagai beban dan pelemah upaya Anda hari ini.
BERDAMAILAH DENGAN MASA LALU ANDA.
Jadilah pribadi yang damai, jujur, dan bekerja keras bagi masa depan yang baik.

LIMA TANDA KEEFEKTIFAN PRIBADI ANDA
1. Besarnya rasa terima kasih orang lain atas kontribusi Anda
2. Tulusnya rasa syukur mereka atas keikhlasan Anda
3. Besarnya permintaan orang lain untuk kehadiran Anda
4. Baiknya imbalan yang disediakan untuk waktu Anda
5. Dalamnya rasa syukur Anda kepada Tuhan atas semua itu
Sesungguhnya, KITA TIDAK BISA BERHASIL TANPA MEMBERHASILKAN ORANG LAIN.

Apa pun yang ingin Anda nikmati dengan mudah, selalu mengharuskan Anda untuk bekerja keras mengatasi kesulitan.
KESULITAN ADALAH SYARAT UNTUK MENCAPAI KEMUDAHAN.
Maka bersyukurlah jika Anda menemui kesulitan, jangan mengeluh, bekerjalah dengan tulus, bersabarlah dalam menantikan hasil, selalu kenakan wajah ramah Anda, lalu perhatikan apa yang terjadi.

Seseorang yang belum berhasil, tidak bisa disebut orang gagal.
Selama dia berupaya, dia adalah seorang petarung yang berada dalam perjalanan menuju kemenangan hidupnya. Tidak ada orang yang bisa disebut gagal, selama dia berupaya dan selama dia tidak menyerah.
Tuhan sangat mengasihi jiwa yang ikhlas meyakini, bahwa:
BELUM BERHASIL TIDAK SAMA DENGAN GAGAL.


ANDA AKAN MENCAPAI APA PUN jika Anda bersedia melakukan yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Tetapi, berapa banyakkah orang yang kesibukannya betul-betul berhubungan dengan yang akan dicapainya?
Berapa banyakkah orang yang ingin menjadi kaya, yang kesibukannya sama sekali tidak ada hubungannya dengan berhemat dan memperbesar pendapatan?
Apa pun yang Anda inginkan, mungkinkan!

SEMUA ORANG INGIN BERHASIL, TETAPI TIDAK SETIAP ORANG BERSEDIA BERUBAH.
Sebagian besar dari janji yang memenuhi langit adalah janji untuk berubah, tetapi yang diucapkan oleh orang-orang yang tersinggung dan marah jika dianjurkan untuk mengubah sikap dan cara-caranya.
MEMANG PERUBAHAN TIDAK MENJAMIN KEBERHASILAN, TETAPI TIDAK ADA KEBERHASILAN YANG BISA DICAPAI TANPA PERUBAHAN.

BEKERJALAH SEPERTI ANDA TIDAK MUNGKIN GAGAL.
Jangan tolak anjuran itu, karena sikap itu lebih baik daripada bekerja seperti tidak ada kemungkinan berhasil.
Hidup Anda terlalu penting untuk digunakan melakukan yang kecil-kecil.

Mencapai kemampuan besar untuk membiayai kehidupan, dimulai dengan MELAKUKAN YANG PALING MUDAH bagi kita.
Jika yang paling mudah sekarang adalah malas, maka malaslah menjadi pribadi yang tak berguna, atau tundalah menunda yang penting.
Perhatikanlah, semua kelemahan hidup selalu bersumber dari hal-hal baik yang kita tunda karena mengutamakan rasa malas.

Apa pun yang Anda lakukan, lakukanlah dengan sebaik mungkin.
Karena, keahlian apa pun datang dari melakukannya. Dan keahlian adalah yang menjadikan Anda pribadi yang dihargai tinggi.
Saya ulangi ya?
1. Keahlian Anda datang dari melakukan.
2. Harga Anda ditentukan oleh keahlian Anda.
Apakah kemalasan dan kebiasaan menunda, akan menjadikan Anda ahli dalam sesuatu?

Di ambil dari kata motivasi Mario teguh

Perjuangan Cinta yang Dialami Yakub


Perjuangan Cinta yang Dialami Yakub

Jika Anda dihadapkan pada dua pilihan berikut, mana yang menjadi pilihan Anda? Anda memilih menikah dengan orang yang Anda cintai tetapi tidak mencintai Anda atau orang yang tidak Anda cintai tetapi mencintai Anda? Pilihan yang sulit bukan? Idealnya sih, kita pasti memilih menikah dengan orang yang kita kasihi sekaligus mengasihi kita. Namun, kalau pilihannya seperti di atas, mana yang Anda pilih?

Sekarang, apa yang ada di benak Anda ketika ditanya, “Kisah klasik apa yang Anda ingat?” Sebagian dari Anda pasti menjawab, “Romeo dan Juliet”! Romeo dan Juliet hanyalah drama percintaan tragis besutan dramawan terkenal William Shakespeare. Mau “Drama in real life?” Baca di Alkitab! Di Alkitab ada kisah kasih klasik yang menarik.

“Laban mempunyai dua anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel. Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya. Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: ”Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu yang lebih muda itu"” sahut Laban: “Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu dari pada kepada orang lain; maka tinggallah padaku”. Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel!” (Kej 29:16-20).

Namun, saat pernikahan berlangsung, Laban ternyata menukar Rahel dengan Lea. Yakub marah sekali, tetapi karena cintanya kepada Rahel, ia rela bekerja tujuh tahun lagi untuk mendapatkan Rahel. Jadi, ia bekerja 14 tahun untuk mendapatkan orang yang ia kasihi.

Bagaimana dengan kisah klasik masa kini? Banyak anak muda yang tidak lagi berjuang keras untuk mencari pasangan hidup. Bukan berarti pula mereka terlalu religius sehingga meyerahkan calon pasangan hidupnya kepada Tuhan, tetapi karena mereka tidak mau bersusah payah seperti Yakub. Jika ditolak orang yang ditaksirnya, orang zaman sekarang lebih memilih langkah pragmatis, yaitu mencari yang lain.

Yang lebih luar biasa, mereka berani pacaran dengan dua orang atau lebih sekaligus. Seorang karyawan perusahaan swasta bahkan dengan entengnya berkata, “Jika yang satu putus, aku tidak sampai brokenheart karena masih punya ban serep!” Ketika ditanya apa dia setuju jika pacarnya juga punya cowok lain di saat yang sama, ia menolak keras.

Kalau kita renungkan, mengapa bisa terjadi pergeseran yang demikian besar? Saya pikir, jangan-jangan semua itu terjadi bersamaan dengan budaya instan. Karena kita bisa menikmati mie, kopi, susu, bahkan nasi instan, maka kitapun mencari pasangan hidup yang instan juga.

Kalau terlalu lama, kita merasa menghambur-hamburkan waktu kita. Karena pertimbangan itu pulalah, maka orang zaman sekarang begitu kenal dalam waktu relatif singkat sudah berani “NEMBAK”. Kalau gagal? Cari lagi! Semudah itu? Sebenarnya tidak! Namun, ada orang-orang tertentu yang “menebar ranjau pesona” sehingga kalau ada yang kena, ya beruntung. Kalau tidak, sebar lagi!

Mari belajar dari kebijaksanaan klasik karena apa yang didapat dengan mudah, biasanya akan terlepas dengan mudah juga. Mintalah hikmat Tuhan di dalam menemukan pasangan hidup yang seiman, sepadan, dan sepanggilan.

Sejarah Hari Valentine

RABU, 13 FEBRUARI 2008
Di berbagai belahan dunia, orang beramai-ramai mengamini bahwa tanggal 14 Februari adalah hari Velentine. Di Indonesia pun, para warganya turut menyambut gembira datangnya hari kasih sayang ini, meskipun sebenarnya mereka tak tahu pasti mengapa harus ikut merayakan hari tersebut.
Bukankah untuk menunjukkan rasa sayang kita terhadap teman, kekasih ataupun keluarga kita tak perlu menunggu datangnya tanggal 14 februari, kita bisa menunjukkannya setiap hari. Kita juga tak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membeli coklat, bunga dan pernak-pernik lainnya untuk menunjukkan rasa sayang kita, cukup dengan perhatian yang tulus.
Terlepas dari itu semua, marilah kita kupas secara detail keistimewaan hari Valentine yang kedatangannya selalu membuat dunia menjadi serba merah muda. Beberapa para ahli mengatakan bahwa asal mula Valentine itu berkaitan dengan St. Valentine. Ia adalah seorang pria Roma yang menolak melepaskan agama Kristen yang diyakininya.
Ia meninggal pada 14 Februari 269 Masehi, bertepatan dengan hari yang dipilih sebagai pelaksaan 'undian cinta'. Legenda juga mengatakan bahwa St. Valentine sempat meninggalkan ucapan selamat tinggal kepada putri seorang narapidana yang bersahabat dengannya. Di akhir pesan itu, ia menuliskan : "Dari Valentinemu".
Sementara itu sebuah cerita lain mengatakan bahwa Saint Valentine adalah seorang pria yang membaktikan hidupnya untuk melayani Tuhan di sebuah kuil pada masa pemerintahan Kaisar Claudius. Ia dipenjarakan atas kelancangannya membantah titah sang kaisar. Baru pada tahun 496 Masehi, pendeta Gelasius menetapkan 14 Februari sebagai hari penghormatan bagi Valentine.
Akhirnya secara bertahap 14 Februari menjadi hari khusus untuk bertukar surat cinta dan St. Valentine menjadi idola para pecinta. Datangnya tanggal itu ditandai dengan pengiriman puisi cinta dan hadiah sederhana, semisal bunga. Sering juga untuk merayakan hari kasih sayang ini dilakukan acara pertemuan besar atau bahkan permainan bola.

Di AS, Miss Esther Howland tercatat sebagai orang pertama yang mengirimkan kartu valentine pertama. Acara Valentine mulai dirayakan besar-besaran semenjak tahun 1800 dan pada perkembangannya, kini acara ini menjadi sebuah ajang bisnis yang menguntungkan.
Perlahan semarak hari kasih sayang ini merebak keluar dan menular pada masyarakat di seluruh dunia dibumbui dengan versi sentimentak tentang makna valentine itu sendiri. Bahkan anak-anak kecil pun tertular dengan wabah ini, mereka saling berkirim kartu dengan teman-temannya di sekolah untuk menunjukkan rasa sayang mereka.

Sejarah Hari Valentine
Asal mula hari Valentine tercipta pada jaman kerajaan Romawi. Menurut adat Romawi, 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno. Ia adalah ratu para dewa dewi Romawi. Rakyat Romawi juga menyebutnya sebagai dewi pernikahan. Di hari berikutnya, 15 Februari dimulailah perayaan 'Feast of Lupercalia.'
Pada masa itu, kehidupan belum seperti sekarang ini, para gadis dilarang berhubungan dengan para pria. Pada malam menjelang festival Lupercalia berlangsung, nama-nama para gadis ditulis di selembar kertas dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan menjadi teman kencannya di festival itu.
Tak jarang pasangan ini akhirnya saling jatuh cinta satu sama lain, berpacaran selama beberapa tahun sebelum akhirnya menikah. Dibawah pemerintahan Kaisar Claudius II,
Romawi terlibat dalam peperangan. Claudius yang dijuluki si kaisar kejam kesulitan merekrut pemuda untuk memperkuat armada perangnya.
Ia yakin bahwa para pria Romawi enggan masuk tentara karena berat meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Akhirnya ia memerintahkan untuk membatalkan semua pernikahan dan pertunangan di Romawi. Saint Valentine yang saat itu menjadi pendeta terkenal di Romawi menolak perintah ini.
Ia bersama Saint Marius secara sembunyi-sembunyi menikahkan para pasangan yang sedang jatuh cinta. Namun aksi mereka diketahui sang kaisar yang segera memerintahkan pengawalnya untuk menyeret dan memenggal pendeta baik hati tersebut.
Ia meninggal tepat pada hari keempat belas di bulan Februari pada tahun 270 Masehi. Saat itu rakyat Romawi telah mengenal Februari sebagai festival Lupercalia, tradisi untuk memuja para dewa. Dalam tradisi ini para pria diperbolehkan memilih gadis untuk pasangan sehari.
Dan karena Lupercalia mulai pada pertengahan bulan Februari, para pastor memilih nama Hari Santo Valentinus untuk menggantikan nama perayaan itu. Sejak itu mulailah para pria memilih gadis yang diinginkannya bertepatan pada hari Valentine.

Kisah St. Valentine
Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ketiga. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut, dan ia bukan satu-satunya. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini bertepuk sebelah tangan. Para pria enggan terlibat dalam perang. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Hal ini membuat Claudius sangat marah, ia pun segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Ia berfikir bahwa jika pria tak menikah, mereka akan dengan sennag hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Para pasangan muda menganggap keputusan ini sangat tidak manusiawi. Karena menganggap ini adalah ide aneh, St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
Ia tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini diketahui kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tak bergeming dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin, tanpa bunga, tanpa kidung pernikahan.
Hingga suatu malam, ia tertangkap basah memberkati sebuah pasangan. Pasangan itu berhasil melarikan diri, namun malang ia tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis mati. Bukannya dihina, ia malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara.
Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta itu adalah putri penjaga penjara. Sang ayah mengijinkannya untuk mengunjungi St. Valentine di penjara. Tak jarang mereka berbicara selama berjam-jam. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta itu. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar.
Di hari saat ia dipenggal,14 Februari, ia menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis itu atas semua perhatian, dukungan dan bantuannya selama ia dipenjara. Diakhir pesan itu, ia menuliskan : "Dengan Cinta dari Valentinemu."
Pesan itulah yang kemudian merubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.

Tradisi Valentine
-- Selama beberapa tahun di Inggris, banyak anak kecil di dandani layaknya anak dewasa pada hari Valentine. Mereka berkeliling dari rumah ke rumah sambil bernyanyi.
-- Di Wales, para pemuda akan menghadiahkan sendok kayu pada kekasihnya pada hari kasih sayang itu. Bentuk hati dan kunci adalah hiasan paling favorit untuk diukir di atas sendok kayu tersebut.
-- Pada jaman Romawi kuno, para gadis menuliskan namanya di kertas dan memasukkan ke dalam botol. lalu para pria akan mengambil sah satu kertas tersebut untuk melihat siapakan yang akan menjadi pasangan mereka dalam festifal tersebut.
-- Di Negara yang sama, para gadis akan menerima hadiah berupa busana dari para pria. Jika ia menerima hadiah tersebut, ini pertanda ia bersedia dinikahi pria tersebut.
-- Beberapa orang meyakini bahwa jika mereka melihat robin melayang di udara saat hari Valentine, ini berarti ia akan menikah dengan seorang pelaut. Sementara jika seorang wanita melihat burung pipit, maka mereka akan menikah dengan seorang pria miskin. Namun mereka akan hidup bahagia. Sementara jika mereka melihat burung gereja maka mereka akan menikah dengan jutawan.
-- Sebuah kursi cinta adalah kursi yang lebar. Awalnya kursi ini dibuat untuk tempat duduk seorang wanita (jaman dahulu wanita mengenakan busana yang sangat lebar). Belakangan kursi cinta dibuat untuk tempat duduk dua orang. dengan cara ini sepasang kekasih bisa duduk berdampingan.
-- Pikirkan lima atau enam nama pria (jika anda wanita) atau lima atau enam nama wanita (jika anda pria) yang ingin anda nikahi. Lalu putralah setangkai apel sambil menyebut nama tersebut satu persatu. Anda akan menikah dengan nama yang anda sebut saat tangkai tersebut lepas dari buahnya.
-- Petiklah sekuntum bungan dandelion yang tengah mengembang. Tiuplah putik-putik pada bunga tersebut, lalu hitunglah putik yang tersisa. Itu adalah jumlah anak yang akan anda miliki setelah menikah.
-- Jika anda memotong sebuah apel pada tengahnya dan menghitung jumlah biji di dalamnya, ini juga bisa menunjukkan jumlah anak yang akan anda miliki setelah menikah.



Happy Valentine Guys

Jumat, 03 Februari 2012

Kesaksian: “Janji dan Pertolongan Tuhan Selalu Tidak Pernah Terlambat”

Kesaksian: Janji dan Pertolongan Tuhan Selalu Tidak Pernah Terlambat”
Ditulis oleh admin
Jumat, 25 September 2009 14:20
Submitted By: Maria Susilawati Sunarko
Kota: Sydney
Profesi: Casual Florist
Kesaksian: Pada saat kami memutuskan untuk pindah ke kota Sydney 2 th yang lalu, saya berkata kepada suami, pokoknya saya tidak akan pindah kalau kamu tidak mendapatkan pekerjaan yg bagus.  Wong di Jakarta kita sudah enak secara materi dan suami punya kedudukan yg cukup baik, buat apa kalau harus pindah tapi harus kerja keras. Dan Tuhan memang baik, suami saya diberi pekerjaan yg lumayan bagus (walau tidak sebagus di Jakarta), bahkan kami bisa membeli rumah dengan  mortgage dari bank. Semua berjalan lancar, bahkan hubungan kami dengan Tuhan yg sudah sangat jauh saat kami tinggal di Jakarta, menjadi dipulihkan, kami pelayanan kembali setelah lama kami tinggalkan, kami aktif di gereja dan berdoa bersama setiap hari. Bahkan saya berdoa minta Tuhan lebih lagi membentuk karakter saya dan mau disempurnakan di hadapan-Nya. Saya sempat sharing dgn salah seorg teman saya mengenai doa saya ini, lalu dia bilang, "bener, kamu yakin mau Tuhan bentuk kamu? Bentukan Tuhan itu kadang menyakitkan lho." Dan saya bilang, "iya, gakpapa, saya mau." Sampai tahun lalu saya diberikan kejutan yang luar biasa dari Tuhan, saya dinyatakan positif hamil setelah 10 thn menikah, namun Tuhan mempunyai kehendak lain, hanya bertahan 8 minggu, saya sudah keguguran, saya tetap bersyukur dan yakin Tuhan pasti akan berikan lagi tepat pada waktunya. Pada saat itu saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan akan mencoba lagi. Namun di saat saya sudah mengajukan pengunduran diri, saya malah menerima kabar dari suami saya yang sangat mengejutkan… Dia telepon dan berkata kalau saya harus mencari pekerjaan lain, karena saya baru kena PHK. OMG (Oh My God --red) bagai disambar petir rasanya dunia mau runtuh. Saya panik luar biasa, bagaimana hidup kami selanjutnya, bagaimana cicilan rumah kami, dsb. Di saat seperti inilah justru saya merasa bahawa Tuhan memang baik. Mungkin aneh ya kedengarannya, wong lagi tertimpa musibah kok malah merasakan kebaikan Tuhan. Ya, Tuhan memang membentuk saya, mulai dari sifat saya yg stress-an. Saya belajar untuk lebih berserah dan beriman, menyerahkan segala kekhawatiran saya dlm doa dan datang kepada Tuhan. Saya gak mau mengandalkan kekuatan sendiri dan ternyata bisa lho dan hasilnya saya gak sakit²an atau jd kurus kering seperti biasa kalau saya sedang stress. Kemudian Tuhan juga ajarkan saya untuk bersabar, setiap habis mengirim aplikasi pekerjaan, besoknya saya selalu bertanya sudah ada kabar? Padahal mungkin dengan bertanya seperti itu suami saya malah jadi tambah stress, beruntunglah saya memiliki suami yg  easy going sehingga bisa mengimbangi saya yg stressfull . Akhirnya setelah 1 bln, capek jg saya bertanya, dan kami memutuskan akan mengerjakan pekerjaan apa saja asal bisa bertahan hidup, mulai dr cleaner , sampai kerja di bagian catering di hospital dijalanin oleh suami dan saya. Awalnya berat  1 / 2Kesaksian: Janji dan Pertolongan Tuhan Selalu Tidak Pernah Terlambat sekali, bayangkan kita gak pernah terbayangkan untuk melakukan pekerjaan² seperti ini sebelumnya, tapi pada saat menjalaninnya, kami bisa enjoy dan sukacita. Teman² sepelayanan juga mendukung, mulai dr ada yg meminjamkan mobil (krn sebelumnya suami mendapat fasilitas company car), memberi voucher belanja kebutuhan sehari² di supermarket, memberikan pekerjaan² sampingan, dll. Di sini justru kami baru merasakan bahwa kami gak sendiri, Tuhan itu baik dan selalu ada menolong kami melalui teman² yang ada di sekitar kami. Hanya ada satu hal yang masih menganjal kami yaitu masalah cicilan rumah, kami kemudian berdoa dan bilang sama Tuhan, kalau memang rumah ini milik kami, mampukan kami untuk membayarnya tapi kalau memang bukan milik kami, mampukan kami untuk punya kerelaan hati untuk menjualnya dan yakin bhw Tuhan pasti akan berikan lagi yang terbaik pada saatnya. Amin.
Dan puji Tuhan sampai saat ini kami bisa dimampukan untuk membayarnya, entah bagaimana, banyak saja jalan dan berkat Tuhan yang datang dan selalu tepat waktu.
Walaupun sampai saat ini kami masih terus mengalami pembentukan Tuhan, namun kami yakin bahwa kami akan mampu menjalaninya dengan sukacita apabila kami mau berjalan senantiasa bersama Dia. Dan Tuhan tidak akan memberikan pencobaan yang melebihi kekuatan kami dan percayalah bahwa pertolongan Tuhan tidak akan terlambat, dan semua itu akan menjadi sangat indah tepat pada waktu-Nya. Ingatlah JANJI TUHAN SEPERT FAJAR PAGI HARI YANG TIDAK AKAN PERNAH TERLAMBAT BERSINAR. Dan tangan Tuhan sedang merenda yang akan mengahasilkan suatu karya yang agung dan mulia bagi hidup orang² yang percaya dan bersandar kepada-Nya.

Mamon vs Kekhawatiran

Janganlah khawatir! Demikianlah nasihat Yesus kepada para pendengar-Nya. Sebagian besar orang Kristen pasti setuju dengan pesan Sang Guru dari Nazaret ini. Dengan tegas mereka berkata, ”Kalau masih khawatir, itu artinya nggak punya iman. Kita ini orang Kristen. Punya Tuhan! Masak kita masih khawatir?”
Yang lainnya, meski setuju bahwa hidup manusia ada di tangan Tuhan, namun tak mudah bagi mereka mengaminkan pesan Yesus itu. Mereka menyatakan sembari mengeluh, ”Masak sih nggak boleh khawatir. Kita ini ’kan masih manusia” keluh mereka.
Allah atau Mamon
Lalu, sikap manakah yang tepat? Agaknya, banyak orang lupa bahwa khawatir itu sendiri merupakan salah satu rasa yang sering tiba-tiba datang tanpa permisi. Menurut guru saya, GMA Nainggolan, perasaan itu sesuatu yang di luar manusia. Dia menghampiri manusia. Dia tiba-tiba menyergap, yang membuat seseorang akhirnya takut. Jadi, khawatir sendiri merupakan hal alami. Tak ada bukan di antara kita yang pernah merencanakan sebuah kekhawatiran? Ah, besok saya mau khawatir!
Khawatir merupakan hal manusiawi, yang memang berasal dari luar diri kita. Jika khawatir berasal dari luar diri kita, tak pernah kita rencanakan, maka yang penting ialah bagaimana kita agar tidak dikuasai oleh kekhawatiran. Itu berarti kita harus mengendalikan perasaan khawatir itu!
Oleh karena itu, sebelum bicara soal hal kekhawatiran, Yesus mengingatkan para pendengar-Nya akan bahaya mamon. Mamon berasal dari bahasa Aram yang berarti harta benda. Yesus menegaskan: ”Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Dalam bukunya, Khotbah di Bukit, John Stott menyatakan ada saja orang yang tidak setuju dengan ucapan Yesus ini. Mereka menolak dihadapkan pada pemilihan yang begitu gamblang. Mereka akui bahwa itu hanyalah soal pengelolaan waktu belaka dan itu mereka buktikan dalam praktik. Mereka mengatakan bahwa mereka bisa mengabdi kepada Allah pada hari Minggu dan mengabdi pada mamon pada hari lainnya.
Namun itu bukanlah yang dimaksud Yesus. Di sini Yesus tidak bicara soal dua majikan. McNeile pernah berkata: ”Manusia memang bisa bekerja untuk dua majikan, tetapi tidak ada satu orang hamba yang memiliki dua tuan. Sebab kemilikan tunggal dan kesiapsiagaan selama 24 jam adalah tuntutan mutlak perhambaan.
Jadi setiap orang yang membagi kesetiaannya antara Allah dan mamon, pada dasarnya telah memberikan keseluruh kesetiaannya kepada mamon. Sebab kepada Allah, orang hanya dapat mengabdi dengan kesetiaan yang utuh, menyeluruh, dan mantap.
Sedikit contoh, jika kita bekerja di perusahaan jasa, maka sejatinya majikan kita itu banyak, yakni pelanggan kita. Tetapi, kita sama-sama tahu bahwa mereka memilih kita karena di mata mereka kita dapat dipercaya. Nah, persoalannya ialah apakah kita memang sungguh-sungguh dapat dipercaya.
Dan kalau sudah begini kita sungguh-sungguh tahu bahwa jika kita berfokus hanya kepada keuntungan belaka, dan mulai mengurangi kualitas, maka pelanggan kita berangsur-angsur akan pergi meninggalkan kita. Sejatinya, di tempat kerja pun pilihannya tetap apakah kita mengabdikan diri kepada Allah atau kepada mamon.
Jangan Khawatir
Dengan perkataan lain, jatuhnya pilihan kita secara asasi pada siapa kita mengabdi: Allah atau mamon, akan mempengaruhi sikap kita terhadap keduanya. Karena itu, demikian Yesus menasihati para pendengarnya, ”Karena itu, Aku berkata kepadamu: Janganlah khawatir tentang hidupmu, mengenai apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah khawatir pula tentang tubuhmu, mengenai apa yang hendak kamu pakai.” (Mat. 6:25).
Sejatinya, Yesus tidak menganggap sepele ketiga kebutuhan primer tadi—makanan, pakaian, dan perumahan. Kenyataannya semua itu merupakan ciptaan Allah juga. Dan Ia berupaya memenuhinya. Bukankah sebelumnya Yesus mengajarkan para pendengar-Nya berdoa: ”Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”. Lalu apa yang Dia maksudkan di sini?
Pertama, Sang Guru dari Nazaret ingin memperlihatkan bahwa betapa mubazirnya jika seluruh perhatian kita disita oleh kesibukan mencari kepuasan badani. Yesus mencoba memperlihatkan bagaimana logika merupakan salah satu cara terbaik untuk mengendalikan rasa khawatir. Perhatikan kalimat-kalimat retoris yang dikemukakan-Nya:
”Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu jauh lebih berharga daripada burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya dapat menambah sehasta saja pada jalan hidupnya? Mengapa kamu khawatir mengenai pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi, jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?” (Mat. 6:25-30).
Ya, bukankah hidup itu lebih penting dari makanan dan tubuh itu lebih penting dari pakaian? Persoalannya sering kali memang di sini, kesehatan manusia modern lebih lebih diakibatkan bukan karena kekurangan makan, tetapi karena kebanyakan makan—terlebih makanan yang mengandung kolesterol. Ironis memang. Banyak orang sakit karena makan enak! Dan Yesus menekankan bahwa hidup itu lebih penting dari makanan.
Kedua, Yesus menekankan bahwa kita lebih berharga dari burung dan bunga bakung. Dan Yesus menekankan bahwa kita adalah anak-anak Bapa yang di surga. Hubungan kekeluargaan inilah yang seharusnya membuat perhatian anak-anak Allah tidak disibukkan oleh hal-hal tadi.
Ketiga, kekhawatiran tidak akan membuat umum kita lebih panjang, lebih pendek malah mungkin. Setidaknya, kekhawatiran akan membuat paras kita tampak lebih tua dari yang seharusnya. Khawatir akan membuat otot-otot wajah kita tegang; bedakan dengan kala kita tersenyum. Sehingga, Yesus menekakan, kalau memang umur kita tidak bertambah panjang, lalu mengapa harus khawatir?
Keempat, Yesus mengingatkan: ”Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu bahwa kamu memerlukan semuanya itu.” Allah Bapa mengetahui apa yang kita perlukan. Di sini kita memang harus sungguh membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Allah memahami kebutuhan kita! Bukankah kita anak-anak-Nya?
Alasan Yesus sederhana, dan sangat logis, Bapa-Mu tahu bahwa kamu memerlukan semuanya itu! Dalam nubuat Yesaya, Allah digambarkan sebagai seorang Ibu. Perhatikan: ”Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.” (Yes. 49:15-16)
Namun, demikian itu tidak berarti bahwa kita tinggal duduk berpangku tangan saja. Saya selalu ingat puisi Arswendo: Tebarkanlah jalamu karena ikan tak melenggang ke dalam penggorengan. Memang burung tak kelaparan sampai mati. Tetapi burung perlu terbang ke tempat padi tumbuh sebab sejak semula padi tak dicipta tumbuh di ujung paruh.
Manusia memang harus bekerja dan mengusahakan semuanya itu. Dan Tuhan Yesus memang tidak melarang orang untuk merencanakan apa yang kita makan, minum, dan pakai, melainkan mengkhawatirkannya. Jadi bukan karena memikirkannya, tetapi menjadi susah akibat memikirkannya. Uskup Ryle pernah berkata: ”Persiapan bijaksana untuk hari esok adalah baik; yang salah ialah kekhawatiran yang meletihkan, merongrong, dan membuat kita tidak bahagia.”
Lagi pula, jangan sampai saking khawatirnya akan masa depan membuat kita melupakan keindahan hari ini. Jangan sampai, keceriaan hari ini menjadi sirna karena kita terlalu khawatir akan hari esok.  
Allah vs Berkat-berkat-Nya
Sehingga Yesus langsung menasihati: ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Mat. 6:33-34).Persoalannya, manusia sering berkonsentrasi pada hal-hal yang akan ditambahkan itu. Manusia lebih berkonsentrasi kepada berkat Allah, malah melupakan Allah itu sendiri. Kan repot jadinya? Apa yang kita harapkan: Allah atau berkat-berkat Allah? Lebih menitikberatkan pada berkat Allah akan membuat kita dikuasai oleh berkat Allah itu dan akhirnya kita malah melupakan Allah! Ingatlah nasihat pertama Yesus pada awal khotbah ini: ”Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Allah tentu lebih utama dari berkat-berkatnya. Sehingga Martin Luther dengan tegas berkata, ”Ke neraka pun aku mau asal bersama Tuhan!” Ya, apa artinya berkat Allah, namun kita kehilangan Tuhan sendiri?
Lagi pula, apa artinya tempat tidur empuk, jika kita tidak bisa tidur nyenyak. Bagi saya, tidur nyenyak pun merupakan anugerah Allah. Apa artinya makanan enak, jika kita tidak bisa menikmatinya? Rasa nikmat, rasa syukur, semuanya itu adalah anugerah Allah. Allah lebih penting dari berkat-berkat Allah. Berkat-berkat Allah jika tidak kita kelola dengan baik malah bisa menguasai kita. Berkat-berkat Allah bersifat sementara, sedangkan Allah sendiri bersifat kekal.
Tak heran, pemazmur menasihati: ”Berharaplah kepada Tuhan hai Israel dari sekarang sampai selama-lamanya” (Mzm. 31:3).

Yoel M. Indrasmoro
27 Feb 2011, written by Nikimaserika