Mazmur : 98:1.2–3b.3c–4; R: 3b
Bacaan Injil : Yoh. 1:19–28
Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: ”Siapakah engkau?” Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: ”Aku bukan Mesias.” Lalu mereka bertanya kepadanya: ”Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?” Dan ia menjawab: ”Bukan!” ”Engkaukah nabi yang akan datang?” Dan ia menjawab: ”Bukan!” Maka kata mereka kepadanya: ”Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?” Jawabnya: ”Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.” Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, katanya: ”Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?” Yohanes menjawab mereka, katanya: ”Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Hal itu terjadi di Betania yang di seberang Sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis.
Renungan
Pertanyaan ”siapakah Anda” cukup lumrah dalam kehidupan kita sehari-hari ketika kita berhadapan atau berkenalan dengan orang lain, apalagi dengan seseorang yang baru kita jumpai. Ada rasa ingin tahu yang besar tentang identitas atau jati dirinya, tidak hanya tentang nama dan pekerjaannya, tetapi juga pribadinya.
Pertanyaan ”siapakah Anda” cukup lumrah dalam kehidupan kita sehari-hari ketika kita berhadapan atau berkenalan dengan orang lain, apalagi dengan seseorang yang baru kita jumpai. Ada rasa ingin tahu yang besar tentang identitas atau jati dirinya, tidak hanya tentang nama dan pekerjaannya, tetapi juga pribadinya.
Yohanes Pembaptis dihadapkan dengan pertanyaan yang sama. Khotbahnya telah menyebabkan kebingungan dan tanda tanya tentang siapakah dia di tengah situasi penantian akan Mesias yang dijanjikan. Kepada para utusan yang bertanya Ia menyatakan diri bukan Mesias, juga bukan Elia dan bukan nabi yang akan datang. Dengan berani, jujur dan rendah hati Yohanes menyatakan diri sebagai pendahulu sang Mesias, dengan mengutip Nabi Yesaya 40:3: ”Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan!” (Yoh. 1:23). Yohanes tidak mau memanipulasi identitasnya. Ia menyatakan kebenaran tentang dirinya. Melalui kesaksian dan teladannya Ia menunjukkan Kristus, sang Mesias, kepada orang-orang lain.
Kita pun diundang dan ditantang untuk menampakkan Kristus kepada orang-orang lain dengan menunjukkan jati diri kita sebagai anak-anak Allah, pengikut-pengikut Kristus, secara berani, jujur dan rendah hati. Kita pun bertanya: manakah situasi-situasi yang membuat saya diliputi ketakutan dan kecemasan untuk menunjukkan identitas Kristiani yang sebenarnya?
Tuhan, jadikanlah aku berani, jujur dan rendah hati untuk menyerukan Engkau di tengah ketakutan dan kecemasan orang-orang di zaman sekarang ini. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar