PENGURUS BAMAG FOTO BERSAMA BUPATI MAGETAN

PENGURUS BAMAG FOTO BERSAMA BUPATI MAGETAN

Telaga Sarangan Magetan

Telaga Sarangan Magetan
SUKSES DI TAHUN 2012

Sabtu, 24 Desember 2011

KELAHIRAN RAJA DAMAI

Renungan Pagi (oleh:Pdt.Abu Achmad Salomo, S.Th)
Sabtu,24 Desember 2011

“KELAHIRAN RAJA DAMAI”
Yesaya 9:1-6
9:1 Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.
9:2 Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.
9:3 Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.
9:4 Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.
9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
9:6 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

Kisah Rasul 4:29-31
4:29 Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.
4:30 Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus."
4:31 Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.
Wahyu 2:27-29
2:27 dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk -- sama seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku --
2:28 dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur.
2:29 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.

5 Nama Yang Ada di Alkitab :
Alfa dan Omega
"Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Maha Kuasa" Wahyu 1:8,17,18. Ayat ayat tersebut adalah hasil penampakan yang dialami Yohanes yang artinya "Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir" demikian juga pada(Wahyu 22:13). Walaupun tidak ada keterangan tegas sebagai ucapan Yesus, tetapi kepercayaan kristen menganggap ayat ayat tersebut sebagai ucapan Yesus.

Imanuel
Seorang malaikat berkata kepada Yusuf : "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" (Matius 1:20-23). Walaupun Yesus tidak pernah sekalipun dipanggil Imanuel ataupun menamakan dirinya Imanuel, tetapi kepercayaan Kristen menganggap bahwa Yesus adalah Imanuel

Pencipta
Menurut Yohanes, Yesus adalah Firman, yang menciptakan segala sesuatu:[10] "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." (Yohanes 1:1,3). "Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya." (Yohanes 1:10)

Yang Mahakuasa
Yesus berkata : "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, 
Yang Mahakuasa." (Wahyu 1:8)

7 Pilar Utama :
1.       Jujur
2.       Tanggung Jawab
3.       Visioner
4.       Disiplin
5.       Kerjasama
6.       Adil
7.       Peduli

-Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua, Aminn -

Kamis, 22 Desember 2011

BAGAIMANA ALLAH DAPAT MEMAKAI ORANG JAHAT ?

 HABAKUK Pasal 1-3

NABI YANG TIDAK DIKENAL
Selain dari satu petunjuk yang singkat, kita samma sekali tidak tahu tentang Habakuk atau kapan ia berkhotbah. Beberapa orang berpendapat bahwa karena pasal Hab 3ditulis seperti Mazmur lainnya, yaitu untuk penyembahan umum -- lengkap dengan petunjuk-petunjuk untuk musiknya (Hab 3:1,3,9,13,19) -- ia boleh jadi seorang Lewi yang bekerja di dalam Rumah Tuhan di Yerusalemm dan juga seorang nabi. Petunjuk yang kita punyai mengacu kepada orang Kasdim atau orang babel. (Hab 1:6), dan ada yang memperdebatkan apakah Habakuk meramalkan kebangkitan kekuasaan mereka atau hanya menggambarkan apa yang terjadi pada masa hidupnya. Kedua asumsi menempatkan Habakuk pada akhir abad ketujuh S.M. Pada waktu itulah kerajaan Asyur menyerah kepada bangsa Babel (612 S.M). Pada waktu itulah kerajaan Asyur menyerah kepada bangsa Babel (612 S.M). Setelah mereka mengalahkan Mesir dalam perang Karkemis (605 S.M), mereka terus menggempur Palestina. Pada tahun 597 S.M mereka merebut Yerusalem, dan sepuluh tahun kemudian mereka menghancurkannya. Bangsa Babel menutup satu era dalam sejarah orang Yahudi.

APA YANG HARUS DIBERITAKANNYA?
Beberapa orang berpendapat bahwa kitab yang sekarang kita punyai ini terdiri bermacam-macam tulisan, tetapi rupanya hanya ada satu tema. Kembali tema itu mengenai masalah penderitaan, dilihat baik dalam masyarakat maupun pada skala yang lebih luas dalam politik internasional. Sementara nabi Habakuk yakin bahwa Allah itu berdaulat, dan bhwa segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa kehendaknya, ia juga tahu bahwa Allah itu kudus dan benar. Bagaimana mungkin Allah memakai tangan-tangan orang jahat tanpa mengerti mengotori tanganNya sendiri? Bagian pertama dari kitab ini merupakan suatu percakapan yang didalamnya nabi itu mengeluh kepada Allah dan memaksa diberikannya suatu jawaban, walaupun jalan keluar yang sebenarnya terhadap masalah itu tidak diberikan. Menghadapi tidak adanya rasa perikemanusiaan manusia terhadap manusia lain, kita hanya boleh percaya bahwa Allah akan meluruskan yang salah menurut kehendak dan waktuNya.

Garis Besar
[1] MENGAPA, TUHAN? Hab 1:1-4
Hab 1:1-3          Terlalu banyak penderitaan
Hab 1:4            Terlalu banyak ketidakadilan

[2] MASIH BANYAK LAGI YANG AKAN TERJADI! Hab 1:5-11
Hab 1:5            Kejadian-kejadian yang tidak diduga-duga
Hab 1:6-11         Bangsa Kasdim datang!

[3] BAGAIMANA ENGKAU MELAKUKANNYA, TUHAN? Hab 1:12-2:1
Hab 1:12           Engkau berkuasa
Hab 1:13           Tetapi Engkau kudus
Hab 1:14-17        Bagaimana Engkau membiarkan itu terjadi?
Hab 2:1            Saya menginginkan suatu jawaban

[4] ALLAH TAHU APA YANG DILAKUKANNYA Hab 2:2-5
Hab 2:2,3          Firman-Nya benar
Hab 2:4,5          Penghukuman-Nya akan menyusul

[5] ALLAH MEMBENCI KETIDAKADILAN Hab 2:2-5
Hab 2:6-8          Mereka yang senang membunuh dan mencuri
Hab 2:9-11         Mereka yang merasa aman dalam kejahatan mereka
Hab 2:12-14        Mereka yang tidak mempunyai hati
Hab 2:15-17        Mereka yang mempermalukan orang lain
Hab 2:18-20        Mereka yang menyembah dewa-dewa palsu

[6] ALLAH KITA SEGERA DATANG Hab 3:1-19
Hab 3:1-15         Tuhan datang untuk menghakimi
Hab 3:16-19        Dengan gemetar, percaya dan kemenangan

Pesan
1.        Dunia penuh penderitaan
Di mana-mana dalam masyarakat nabi melihat adanya penderitaan, dan yang lebih buruk lagi ialah bahwa hal itu sering sebagai akibat dari ketidakadilan. Oleh karena orang jahat rupanya bebas melakukan kejahatan, dan doa-doanya memohon keadilan tidak dijawab, Habakuk dihadapkan pada dilema yang tidak enak: 'Jika Tuhan itu adil, mengapa Ia membiarkan ketidakadilan berlangsung terus?' Hab 1:2-4 Bukannya membuat masalah menjadi lebih mudah untuk diterima, Tuhan malah memberikan kepadanya suatu visi yang jauh lebih buruk. Bangsa Babel yang hampir tidak mempedulikan hidup manusia atau hak-hak mereka, akan mengalahkan negeri itu. Hab 1:5-11 Lebih menyeramkan lagi ialah bahwa para penakluk itu tidak mempunyai waktu untuk Tuhan. Mereka mempunyai rasa percaya diri yang luar biasa. Hab 1:7,11,15,16

2.        Allah berkuasa
Habakuk percaya bahwa Allahnya adalah Tuhan atas seluruh muka bumi, dan oleh karena itu, Dia rupanya telah membiarkan semua ini terjadi. Dia melihat bahwa Tuhan memakai kekuasaan jahat untuk mencapai maksudNya. Hab 1:5,6; 2:20; 3:19 Ia juga sadar bahwa Tuhan itu adil, dan bahwa Ia akan menghakimi ketidakadilan dan kejahatan. Musuh-musush yang bertubi-tubi merupakan takdir mereka. Hab 1:12; 2:6-20; 3:3-15. Masih ada masalah yang belum terjawab, yaitu bagaimana Allah sampai terlibat, mengingat bahwa Ia suci dan benar. Hab 1:13

3.        Pesan tentang kepercayaan
Walaupun Habakuk mengeluh kepada Allah dan menunggu suatu jawaban, Allah tidak benar-benar memberikannya. Hab 2:1 Sebaliknya, kebenaran yang diungkapkan-Nya -- dan perintah yang harus ditulis dengan sederhana sehingga semua orang dapat membacanya dengan mudah -- ialah bahwa orang benar akan dipelihara melalui semua itu, karena kesetiaannya kepada Allah. Hab 2:2-4 Habakuk diberi sekilas pemandangan mengenai masa depan, yaitu waktu semua orang akan mengakui Allah dan hukumNya. Dengan mempercayai siapa Allah dan apa yang akan dilakukanNya, ia mendapati bahwa mungkin saja tidak hanya dapat bertahan melalui masa-masa yang sulit, tetapi sebenarnya juga dapat bersukacita. Hab 2:14; 3:17-19

Penerapan
1.        Dunia ini adalah tempat yang penuh dosa
Kita harus realistis tentang manusia, baik dalam masyarakat maupun dalam dunia internasional. Manusia, laki-laki dan perempuan tidak lagi mempedulikan Tuhan dan hukum-Nya. Jika diberi kesempatan mereka dapat menginjak-injak orang lain demi untuk mendapatkan harta, rasa aman, kuasa dan kenikmatan.

2.        Tidak salah untuk meminta
Pertanyaan-pertanyaan Habakuk bukan merupakan dosa keragu-raguan, tetapi didorong oleh rasa bingung. Kita juga harus berpikir melalui iman kita, menghadapi pertanyaan-pertanyaan sukar yang dilemparkan kehidupan kepada kita, walaupun mungkin kita tidak mempunyai jalan keluarnya.

3.        Kita dapat bergantung kepada Allah juga
Walaupun kita tidak dapat mengerti apa yang Tuhan kerjakan, kita boleh percaya bahwa Ia menyelesaikan segala sesuatu dengan cara dan waktuNya sendiri. Kita juga dapat belajar untuk bersukacita, bukan di dalam keadaan kita, tetapi di dalam Dia, di dalam kenyataan siapa Dia dan apa yang akan dilakukanNya.

4.        Sejarah menuntut penghakiman
Sangat banyak kejahatan manusia yang tidak mendapatkan hukuman dalam hidup ini atau dalam dunia ini. Jika Allah itu adil, harus ada penghakiman di kemudian hari. Masalah penderitaan membawa kita keluar dari hidup ini menuju ke kehidupan berikutnya.

Tema-tema Kunci
1.        Allah
Masalah Habakuk timbul karena ia mempunyai gambaran yang jelas tentang siapa Allah. Perhatikan cara ia menggambarkan-Nya sebagai Tuhan yang suci (Hab 1:12,13; 3:3), adil (Hab 1:12), berdaulat (Hab 2:20; 3:19), tidak berubah (Hab 1:12; 3:6, penuh belas kasihan (Hab 3:2), menyelamatkan (Hab 3:13,18), menghakimi (Hab 2:13,16; 3:3-15), dan mengungkapkan kebenaran (Hab 2:2).

2.        Kesetiaan
Jawaban Allah atas pertanyaan nabi adalah 'orang yang benar akan hidup karena iman percayanya (atau kesetiaannya)' Hab 2:4, yaitu kesetiaannya kepada Allah di tengah-tengah orang lain yang tidak mengenal Allah. Para pembaca surat Ibrani diperintahkan untuk bertahan dengan cara yang sama (Hab 10:35-39), sementara itu Paulus memakai ayat ini untuk membuat ilustrasi mengenai pengertiannya tentang 'pembenaran karena iman' Roma 1:17; Galatia 3:11). Bagi Allah, kesetiaan berarti tindakan ketaatan. Oleh karenanya, sementara dalam Habakuk dikatakan bahwa orang yang benar adalah orang yang setia kepada Tuhan, dalam tulisan-tulisan Paulus pendapat ini bertolak belakang. Hanya orang yang sedah menyerahkan diri kepada Kristus saja yang benar.

Rabu, 21 Desember 2011

TIGA SERANGKAI HURUF D

DIPANGGIL, DIBENTUK DAN DIUTUS
Yesaya 49:1-7  Mazmur 40:1-11  I Korintus 1:1-9  Yohanes 1:29-42


Jika Anda sempat berkunjung ke kota New York, janganlah lupa mengunjungi  jembatan terkenal yang bernama Brooklyn Bridge. Jika Anda kagum dengan keindahannya, Anda perlu berterima kasih kepada keluarga Roebling. Pada tahun 1883, seorang insinyur cerdas bernama John Roebling tertantang untuk membangun jembatan spektakuler yang dapat menghubungkan kota New York dan Long Island. Banyak ahli pada zaman itu yang merasa ide itu terlalu gila dan meminta John untuk melupakannya. Namun John Roebling tidak peduli karena visi itu begitu jelas di dalam pikirannya. John sangat yakin bahwa jembatan itu dapat terwujud dan ia berhasil meyakinkan anaknya yang bernama Washington untuk membantunya menyelesaikan proyek maha karya itu. Pembangunan proyek dimulai dengan mulus dan setiap anggota tim begitu bersemangat mengerjakannya. Namun setelah beberapa bulan, sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawa John sang ayah, sedangkan Washington terluka dan mengalami kerusakan pada otaknya yang menyebabkan ia tidak mampu berkata-kata dan tidak mampu berjalan, bahkan sekedar untuk bergerakpun ia tak sanggup. Kolega-kolega yang dulu mengejek mereka memberikan komentar yang menjadi-jadi, kata mereka, “Kita telah memberi tahunya jauh sebelum ia mulai membangun …. Mereka hanyalah orang gila dengan impian yang gila.”  Walaupun tergeletak di atas ranjang, Washington tetap memiliki keinginan yang membara untuk mewujudkan mimpinya. Pada suatu hari ia memanggil isterinya dan ia mampu mengajar isterinya hanya dengan menggunakan bahasa isyarat dengan satu jarinya. Ia meminta isterinya menjelaskan kepada para insinyur lainnya langkah-langkah berikutnya. Washington menjalankan dengan sabar selama 13 tahun dengan memberikan instruksi isyarat kepada isterinya dan disampaikan kepada para insinyur sampai akhirnya jembatan itu mampu berdiri dengan megah. Sikap pantang menyerah dari Washington Roebling mampu mengalahkan kondisi terburuk sekalipun yang ia alami. Tanpa keyakinan dan keinginan yang menggebu-gebu, tidak mungkin jembatan Brooklyn dapat terwujud ( Dari Buku Champion).

Tuhan membangun “jembatan”. Juga karena merasa tertantang untuk menyelamatkan umat manusia, maka tak henti-hentinya Tuhan membangun “jembatan” demi “jembatan” untuk menghubungkan diri-Nya dengan segala bangsa di dunia. Jembatan yang tidak terbuat dari beton dan besi, melainkan manusia, yaitu para nabi, para rasul, umat-Nya dan setiap orang yang beriman, yang bersedia menjadi hamba-Nya. Kalau begitu setiap orang berpeluang menjadi “jembatan” Tuhan, menjadi hamba-Nya, meskipun tidak berjabatan sebagai pendeta atau penatua. Itulah maha karya Allah yang  tidak boleh dipandang ringan, sebab Tuhan tidak memaksakan kehendak-Nya. Dan manusia sering berani menolak panggilan Tuhan, karena lebih mendahulukan kepentingan sendiri.

Jika manusia bersedia menjadi hamba Tuhan. Jika ada yang bersedia menerima panggilan Tuhan, menjadi hamba-Nya, maka Tuhan akan sangat berkenan. Orang yang bersedia menjadi hamba Tuhan dengan segala kerelaan dan kesungguhan hatinya, dapat memiliki keyakinan bahwa sejak dari kandungan ibu sudah dipanggil oleh Tuhan.
Mempercayai hal itu tanpa rasa sesal, akan mendatangkan rasa syukur yang sangat mendalam. Sebab baginya, Tuhan adalah segala-galanya. Dengan demikian menjadi hamba Tuhan mendatangkan kepuasan batiniah sebab merasakan bahwa hidupnya bermakna. Maka dorongan untuk memperkenalkan diri kepada lingkungan yang luas bukanlah merupakan suatu kesombongan, sebab dengan demikian justeru sedang merendahkan diri sebagai hamba yang siap melayani ( Yesaya 49:1 ). Sebenarnya Tuhan menghendaki bangsa Israel menjadi hamba-Nya yang dengan rendah hati mau merangkul bangsa-bangsa di dunia, tapi mereka menyalah- gunakan kasih pemilihan Tuhan sebagai alasan untuk meninggikan diri, merendahkan bangsa-bangsa yang lain.

Hubungan akrab sudah terjalin dengan Tuhan sedini mungkin. Hubungan yang sangat pribadi dengan Tuhan terlukis dalam firman-Nya yang indah. Yang pertama kali memanggil nama kita masing-masing, sesungguhnya adalah Tuhan, sebab Dia yang paling mengenal kita. Dapat mengenal dengan sangat jelas sebab Dialah yang mencipta dan menghadirkan kita ke dalam dunia ini. Dia merasa perlu secara terus menerus membentuk kita, supaya dapat menjadi seperti yang diharapkan untuk mewujudkan rencana dalam Kerajaan-Nya.  Pengutusan menjadi tujuan utama dalam diri setiap hamba-Nya. Sekaligus pengutusan menjadi bukti yang mengharukan bahwa Dia bisa mempercayakan tugas penting kepada orang-orang, yang pada dasarnya sangat rapuh. 

Hal ini mengingatkan kita kepada yang disebut “Tumit Akhiles”. Dalam Mitologi Yunani ada cerita tentang seorang ibu yang bernama Tetis. Ia mempunyai seorang putera tunggal yang masih kecil bernama Akhiles. Suatu hari dibawa ke tepi sungai Stiks di Hades yang konon airnya berkasiat membuat orang menjadi kebal terhadap senjata. Setelah dewasa, ternyata Akhiles tetap bisa mati oleh panah beracun yang mengenai tumitnya. Karena ibunya memegang tumit Akhiles ketika membenamkannya ke dalam sungai Stiks, sehingga hanya bagian tubuh itu saja yang tidak kena air. 

Cerita ini mengingatkan kita bahwa setiap hamba Tuhan pasti mempunyai kelemahan tertentu dalam dirinya, yang harus selalu disadari dan diwapadai, supaya dapat menjadi utusan Tuhan yang tidak mengecewakan. 

Tapi kita tidak perlu terlalu berkecil hati sebab Tuhan menunjukkan tanggung jawab-Nya yang besar, tatkala dikatakan bahwa mulut hamba-Nya akan dijadikan sebagai pedang yang tajam. Perkataan Tuhan sendiri yang membuat mulut kita tidak direndahkan oleh setiap pendengar. Keberadaan kita juga akan menjadi seperti anak panah yang runcing. Itu adalah anak panah yang lurus dan tajam. Kita diharapkan Tuhan memiliki hati yang lurus ; jujur kepada diri sendiri, kepada sesama dan Tuhan. Memiliki pengetahuan yang tajam tentang kehendak Tuhan merupakan keharusan seorang hamba Tuhan. Semua itu yang membuat seorang hamba Tuhan memiliki kelebihan yang mendatangkan rasa kagum banyak orang. Bukan karena ketampanan, apalagi kekayaan materinya.

Yesus Hamba yang sejati. Setiap hamba Allah harus mengakui Yesus sebagai Hamba yang sejati. Mengapa demikian? Karena Ia memang dipanggil dan diutus, tetapi tidak perlu dibentuk atau diperlengkapi apapun, oleh siapapun, karena kesempurnaan-Nya sebagai Anak Allah dan Anak Manusia. Yesus juga Hamba yang sejati sebab sebagai Tuhan sudah rela menghampakan diri sama dengan manusia demi  melaksanakan tugas pengutusan dari Bapa-Nya.  Yohanes Pembaptis menyebut-Nya sebagai Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Inilah satu kalimat pendek yang dapat menjelaskan tugas besar Yesus Kristus.

Yohanes Pembaptis membuka jalan bagi Yesus, dan Yesus bagi kita. Dengan telunjuknya Yohanes Pembaptis memperkenalkan Yesus kepada setiap orang yang dijumpainya. Dengan air sungai Yordania membaptis Yesus untuk menggenapi kehendak Allah. Tetapi Yesus Kristus membuka jalan keselamatan bagi kita melalui kucuran darah-Nya yang kudus. Selanjutnya Dia juga membuka jalan penginjilan yang harus kita tempuh dengan berbagai kegiatan gerejawi serta macam-macam kesibukan kesaksian di semua aspek kehidupan ini. Dia menyiapkan para Rasul, para pengikut-Nya tempo dulu, dan tongkat estafet itu sekarang ada di tangan kita! Apa kata Rasul Paulus tentang memberitakan Injil? “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” (I Korintus 9:16). Ada satu cerita tentang kebodohan yang sangat merugikan. Konon ada seorang janda yang sangat miskin takut dikunjungi pemilik rumah. yang biasa datang untuk menagih sewa rumah. Ia mengunci pintu rumahnya dan memasang palangnya. Ketika ia mendengar pintunya diketuk orang dari luar, ia tidak mau menjawab. Padahal yang mengetuk pintu itu seorang temannya yang membawa uang untuk membayar hutang-hutangnya. Tujuan orang itu bukanlah menagih, melainkan memberi. Pemberitaan Injil juga seperti itu. Tapi jangan mudah berputus asa jika kegiatan dan maksud baik kita sering disalah-pahami orang.

Apa yang paling menarik pada Paulus? Saya pilih: Panggilannya! Menarik karena disertai peristiwa yang sangat menggetarkan. Berlanjut dengan kasih Paulus yang terus bertumbuh! “Hanya dengan mengasihi Kristus kita sebagai hamba Tuhan akan dapat bertahan.” demikian kata Hudson Taylor penginjil yang melayani Cina itu. Kita boleh terpanggil menjadi hamba Tuhan secara kolektip, dalam suatu kebersamaan, tetapi pada akhirnya panggilan secara pribadi tidak bisa ditawar-tawar lagi.Itu sebabnya dalam menghimpun para rasul, termasuk Paulus, Tuhan Yesus melakukan panggilan secara pribadi.           

Pdt. David Sudarta dalam Renungan “Wasiat” berkisah tentang seorang perenang loncat-
indah, yang dibesarkan sebagai seorang ateis. Ketika mau berlatih, malam itu semua lampu kolam tidak ada yang dinyalakan. Hanya karena ada atap tembus pandang maka cahaya bulan bisa menjadi penerangnya. Saat ia berada di ujung papan yang tertinggi, ia melakukan gerakan sebelum terjun. Ketika ia membentangkan kedua tangannya, terlihatlah bayangannya sendiri di dinding dalam bentuk salib.Untuk pertama kali dalam hidupnya ia merasa sangat tersentuh, serta membuat dia teringat kepada Yesus Kristus seperti yang sering diceritakan oleh temannya. “Yesus mengasihi siapa saja, termasuk kau,” itulah yang pernah dikatakan temannya. Tiba-tiba saja pemuda ateis itu diliputi rasa haru, tersungkur dan menangis, mohon ampun kepada Tuhan Yesus yang selama ini disangkalnya. Tiba-tiba lampu kolam hidup, karena dinyalakan oleh seorang petugas.  Alangkah kaget dan terharunya dia ketika melihat ke bawah, ternyata kolam itu sedang dikeringkan! 

“Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya Tuhan, Allahku, perbuatanMu yang ajaib dan maksudMu untuk kami …. Mazmur 40:6a

Senin, 19 Desember 2011

BERPRINSIP ATAU BERKOMPROMI

BERPRINSIP ATAU BERKOMPROMI
(Daniel 3:1-30)
Pendahuluan
Mengikuti Tuhan dan hidup dalam terang kebenaran Firmannya memang indah. Namun suka atau tidak suka kehidupan kristen seperti  berada pada cutting edge (nggrogoti) yang mengancam kehidupan kita. Setiap hari kita dihadapkan pada berbagai keputusan yang penting. Apakah kita akan menuruti Firman Tuhan atau kita berkompromi dengan apa yang ditawarkan kepada kita. Kompromi biasanya jalan yang paling mudah untuk dilalui. Sementara berprinsip sesuai dengan Firman Tuhan seringkali mengakibatkan pengorbanan kita bahkan dalam contoh Daniel 3 ini dapat berakibat pada kehilangan nyawa. Lalu kita harus bagaimana jika kita diperhadapkan dengan kondisi yang seperti ini. Mari kita belajar dari contoh Sadrak, Mesak dan Abednego ini.

I.         POLA TANTANGAN KITA (AYAT 1-12)
A.  Pemaksaan Orientasi Spiritual yang lain secara politis (ay.4)
B.   Pemaksaan bersifat massal (ay.5-7).

       Dengan demikian ada karakter mayoritas yang begitu kuat mempengaruhi       seluruh masyarakat. Inilah karakter tantangan dan juga godaan saat ini.

II.      POLA RESPON YANG SEHARUSNYA (AYAT 13-23)
A.  Tidak perlu perlawanan dengan kekerasan (ay.16)
B.  Taat mutlak kepada Tuhan (ay.17-18)

III.   POLA RESIKO YANG MUNGKIN TERJADI (AYAT 24-27)
A.  Dilepaskan Tuhan (lihat ayat 16-17)
B.  Mengalami kematian (lihat ayat 18)

IV.   BERKAT SIKAP NON-KOMPROMI (AYAT 28-30)
A.  Penguasa mengakui Tuhan yang benar (ay. 24-27)
B.  Iman yang benar mengalami kemenangan publik (ay. 28-30)

Penutup

Kiranya sebagai anak-anak Tuhan kita selalu memilih berprinsip dan bukan berkompromi, sebab dengan demikian nama Tuhan dipermuliakan dan banyak orang yang percaya kepada Nama-Nya. Amin

Pengurus BAMAG Kabupaten Magetan Periode Tahun 2011-2015



PENGURUS BAMAG KABUPATEN MAGETAN
MASA BAKTI 2011 – 2015


Penasehat                                                                   :     Pdt. J.P. Enoch
                                                                                        Pdt. Simon Petrus Onie
                                                                                        Pdt. Antonius Mujiono
                                                                                        Pdt. M.Z. Suwinta, B.Th.
                                                                                        Pdt. Yusak Sujino
                                                                                        Pdt. Edi Waliman
                                                                                         
Ketua                                                                          :     Ev. Andy Witono, SH, M.Th.
Wakil Ketua                                                                :     Pdt. Samuel Suprapto, S.Th.

Sekretaris I                                                                 :     Pdt. Harun Putut Sugiharto
Sekretaris II                                                                :     Nehemiya Nugroho

Bendahara I                                                                :     Pdt. Samuel Eddy Santoso, S.Th.
Bendahara II                                                               :     Yudi Pramono

Kom. Bidang Advokasi, Hukum dan HAM                 :     Johny B. Ubleeuw, SH
                 Cosmos, SH

Kom. Bidang Keamanan & Ketertiban                        :     Pdt. Lukas Purmiranto
                  Pdt. Bezaliel Asmad
                  Pdp. Wenny Pilipus, SE

Kom. Bidang Kerohanian & Etika                               :     Pdt. Petrus Supardiyanto
                  Pdt. Samuel Harsono
                                                                                        Pdt. Yacob Christianto, M.Th.

Kom. Bidang Hubungan Masyarakat                           :     Pdt. Youyong Samuel Haryanto
                                                                                        A. Eko Widianto, S.Kep. Ns.MKes
                  Pdt. Dewa Gede Putra Sanjaya

Kom. Bidang Pemuda & Anak                                   :     Hery Sumasto, S.Kep. Ns, MMKes
                 Pdt. Barnabas Darminto
                 Pdm. Welly Stefanus

Kom. Bidang Pendidikan                                            :     Pdm. Suharyoto, S.Th.
                 Pdt. Alex Tatifata, S.Th.

Kom. Bidang Sosial                                                   :     Ir. Yohanes Agus Marsudi
                Feliyanti, SH
                Pdt. Simon Mustahal                                                                                                                                                       

Kom. Bidang Wanita                                                 :     Ev. Frisca Giati Murawti, S.Pd
                                                                                       Susilo Prihayanti, S.Pd.
                                                                                       Waljinah, S.Pd.



Ditetapkan di: Surabaya.
Tanggal: 5 Oktober 2011
Oleh: Pengurus BAMAG Jawa Timur.



Eddy M. Pattinasarane, S.H., M.Si              Pdt. N. Budiyono S, M.A., M.Th
Ketua                                                                 Sekretaris